Buya Hamka Tentang Surah Asy-Syu'ara dan Pemusik

Ayub Sebenarnya sangat bisa dimaklumi jika ada yang mengernyitkan dahi mendengar dai mengartikan ''syu'ara" sebagai pemusik. Apalagi jika mereka yang mengahramkan musik. Mereka yang tidak begitu anti musik pun juga bisa ikut terusik. Ini masalah nama surah, tidak boleh sekenanya, tidak elok jika seenaknya. Namun jika ada husnuzan yang disisakan untuk saudara sesama Muslim, apalagi dai yang dikenal getol melayani al-Qur'an, tentu bolehlah ditanyakan; kira-kira maksudnya bagimana? Apakah dia hendak mengubah nama surah? Jika melihat penjelasan para pembela Ustadz Adi, tampak bahwa beliau tidak sedang mengusulkan penggantian nama surah. Beliau sedang mencoba mengkontekstualisasikan makna syu'ara ke masa kini. Beliau lalu memasukan para pemusik di dalamnya. [1] Saya pikir, ini sebenarnya angin segar bagi mereka yang mengharamkan musik. Artinya kalimat "وَٱلشُّعَرَآءُ يَتَّبِعُهُمُ ٱلْغَاوُۥنَ ٢٢٤" mengalami perluasan signifikansi, jadi makin jelas bahwa ...