Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Mengenal Klasifikasi Gaya Penulisan Manuskrip al-Qurʾān Pada Empat Abad Pertama Hijriyah

Gambar
Mushaf-mushaf tua yang masih berupa manuskrip (tulisan tangan) menampilkan berbagai gaya tulisan yang mencerminkan perkembangan temporal dan regional khat Arab yang digunakan dalam transmisi tertulis al-Qurʾān. Berikut ini adalah uraian beberapa gaya utama yang ditemukan dalam manuskrip-manuskrip awal tersebut. Klasifikasi ini dikembangkan oleh para peneliti manuskrip mushaf di Barat khususnya François Déroche lewat bukunya bertajuk The Abbasid Tradition dan The Quran of The Ummayyads; jugai Alain Geroge dalam bukunya The Rise of Islamic Calligraphy. Penjelasan berikut merupakan ‘syarah’ dan terjemahan dari slide singkat tentang Paleografi al-Qurʾān yang disiapkan oleh Marijn van Putten.  Saya akan menuliskan ini  berdasarkan urutan kronologis gaya-gaya penulisan tersebut. Meskipun penting untuk diingat bahwa secara kronologis, terdapat tumpang tindih, jadi tidak dapat juga dipahami bahwa urutan perkembangan ini mencerminkan kronologi yang ketat. Kebanyakan contoh manuskrip ya...

Kritik Teks al-Qurʾān (2): Ragam Qirāʾāt, Mushaf Sahabi, dan al-Qurʾān Edisi Kritis

Gambar
Marijn van Putten  (baca bagian sebelumnya di link ini) Tradisi Lisan yang ragam-bentuk (multiform) Meskipun tipe teks Utsmani sangat terkontrol dalam transmisi tertulisnya, hal ini tidak berarti bahwa tidak ada variasi yang hadir dalam transmisi tersebut. Seperti yang telah disebutkan, manuskrip Al-Quran awal ditulis dalam model tulisan yang sangat “cacat”, yang tidak sepenuhnya mencerminkan teks dengan jelas. Sejumlah pembaca ( qurrāʾ ) al-Qurʾān terkemuka, terutama pada abad ke-8 M, mulai menyampaikan tradisi bacaan mereka sendiri ( qirāʾah , jamak: qirāʾāt ). Pada abad kesepuluh, seorang ulama besar, Ibn Mujāhid (w. 936) mendeskripsikan tujuh tradisi qirāʾāt dari para pembaca ini, yang, setelah masa hidupnya, dianggap sebagai kanonik. [1]   Ia memilih satu pembaca untuk setiap wilayah penting dunia Islam ketika itu, kecuali Kufah, dimana ia memilih tiga pembaca. Ibn Mujāhid mencatat bacaan-bacaan ini melalui sejumlah jalur transmisi perawi ( riwāyah , jamak: riwāyāt ), y...