Mengenal Klasifikasi Gaya Penulisan Manuskrip al-Qurʾān Pada Empat Abad Pertama Hijriyah
Mushaf-mushaf tua yang masih berupa manuskrip (tulisan tangan) menampilkan berbagai gaya tulisan yang mencerminkan perkembangan temporal dan regional khat Arab yang digunakan dalam transmisi tertulis al-Qurʾān. Berikut ini adalah uraian beberapa gaya utama yang ditemukan dalam manuskrip-manuskrip awal tersebut. Klasifikasi ini dikembangkan oleh para peneliti manuskrip mushaf di Barat khususnya François Déroche lewat bukunya bertajuk The Abbasid Tradition dan The Quran of The Ummayyads; jugai Alain Geroge dalam bukunya The Rise of Islamic Calligraphy. Penjelasan berikut merupakan ‘syarah’ dan terjemahan dari slide singkat tentang Paleografi al-Qurʾān yang disiapkan oleh Marijn van Putten.
Saya akan menuliskan ini berdasarkan urutan kronologis gaya-gaya penulisan tersebut. Meskipun penting untuk diingat bahwa secara kronologis, terdapat tumpang tindih, jadi tidak dapat juga dipahami bahwa urutan perkembangan ini mencerminkan kronologi yang ketat. Kebanyakan contoh manuskrip yang memuat gaya-gaya penulisan ini berasal dari tahun-tahun sekitar 650-an hingga tahun 900-an Masehi. Sebagai perbandingan, Utsman bin Affan berkuasa sekitar 644-656 M.
Hijazi
Gaya penulisan Hijazi adalah salah satu jenis tulisan tertua yang digunakan dalam manuskrip Al-Qur'an. Manuskrip yang ditulis dengan gaya ini hampir dapat dipastikan berasal dari abad ke-7 Masehi. Namanya diambil dari deskripsi Ibnu Nadim tentang gaya tulisan orang Madinah dan Mekah pada masa awal Islam. Karena para peneliti menemukan adanya kecocokan antara deskripsi tersebut dengan beberapa manuskrip al-qurʾān tertua, maka nama ini pun akhirnya dipakai. Saat ini masih ada perdebatan apakah nama ini benar-benar sesuai atau tidak. Tapi terlepas dari itu, ia sudah menjadi nama yang umum digunakan dalam publikasi kritik teks al-Qurʾān.
Ciri utamanya adalah kemiringan yang cukup kuat ke arah kanan pada huruf-huruf dengan tangkai panjang (ascenders), seperti alif dan lam. Ujung atas huruf dāl dan ḏāl juga miring ke kanan. Huruf ṣād dan ḍād memanjang secara horizontal. Huruf ʿayn yang ada di tengah maupun akhir terbuka di bagian atasnya. Ekor dari huruf qāf menggantung secara vertikal ke bawah dan melengkung sedikit ke kanan di bagian akhir. Huruf mīm akhir memiliki ekor pendek sedangkan huruf dāl cenderung pendek, dan bentuk huruf lainnya kurang formal dengan variasi yang sering ditemukan berdampingan.
Contoh manuskrip dengan gaya penulisan Hijazi adalah Codex Parisino-Petropolitanus (CPP). Manuskrip ini cukup penting dalam konteks kajian sejarah gaya penulisan al-Qurʾān sebab ia menjadi objek dari kajian ekstensif Déroche dan Noseda. Keduanya sepakat bahwa manuskrip ini berasal dari abad pertama Hijriyah, dengan perkiraan paling awal 650 M dan paling akhir 750 M. Sebagai ilustrasi, berikut adalah tampilan salah satu folio Arabe 328a, bagian dari CPP, yang menampilkan surah akhir Ali Imran dan awal surah an-Nisa , silakan cek transkripsi yang dibuat oleh tim Corpus Coranicum di link ini
Gaya ‘Arabe 330g’
Gaya tulisan ini baru-baru ini dikenali sebagai gaya tersendiri, meskipun memiliki beberapa kemiripan dengan Hijazi. Namanya diambil dari kode katalog sebuah manuskrip al-Qurʾān yang tersimpan dengan kode Arabe 330g di Perpustakaan Nasional Prancis, Paris. Situs Corpus Coranicum bahkan belum memberikan klasifikasi tertentu untuk manuskrip ini. Ascenders pada gaya ini sangat lurus, dan huruf alif tidak memiliki ekor. Salah satu ciri khasnya adalah bentuk huruf hāʾ yang segitiga, yang juga ditemukan dalam gaya "A.I" atau "Late Hijazi". Kadang-kadang gaya ini juga disebut "Late Hijazi," meskipun telah diidentifikasi sebagai gaya mandiri.
Berikut adalah transkirpsi dari Arabe 330g yang mengandung surah Alī Imrān: 185. https://corpuscoranicum.de/en/manuscripts/31/page/50r?sura=3&verse=185
Kufi B.I
Gaya yang muncul setelah gaya Hijazi secara umum disebut sebagai gaya Kufi. Alain George mengilustrasikan bahwa jika gaya Hijazi lebih mirip tulisan tangan biasa, gaya Kufi menunjukan teknik penulisan yang lebih teliti dan teratur, mengikuti kaidah-kaidah tertentu. Karena ini, ia menggambarkan gaya Kufi sebagai pemisahan radikal dari gaya Hijazi. Namun demikian, ia tetap mewarisi beberapa elemen dari Hijazi sehingga gaya Kufi yang secara kronologis dengan Hijazi juga sering disebut ‘Hijazi Akhir’ oleh beberapa peneliti.
Gaya Kufi dibedakan menjadi beberapa gaya turunan. Pertama adalah Kufi B.Ia. Kufi B.Ia sering disamakan dengan Hijazi karena memiliki ascenders yang miring. Namun, gaya ini lebih terdefinisi secara formal. Huruf hāʾ tengah melintasi garis dasar (baseline), sementara jīm tengah melintasi garis dasar dengan bentuk yang teratur. Huruf alif yang berdiri sendiri memiliki ekor pendek, dan huruf qāf serta yāʾ akhir membentuk lengkungan pendek menyerupai "u." Huruf mīm berbentuk melingkar dan juga melintasi garis dasar. Variasi dari gaya ini adalah Kufi B.Ib, yang memiliki ascenders lurus, bukan miring.
Contoh manuskrip dengan gaya Kufi B.Ia. adalah Universitätsbibliothek Tübingen: Ma VI 165 yang diperkirakan berasal dari tahun 650 hingga 700 Masehi, abad pertama atau awal abad kedua Hijriyah. Berikut adalah transkripsi dari mushaf ini dengan transkripsi oleh Corpus Coranicum
https://corpuscoranicum.de/en/manuscripts/107/page/1r?sura=17&verse=35
Kufi B.II
Salah satu hal unik dari gaya B.II adalah bahwa semua manuskrip dengan gaya ini, yang ditemukan sejauh ini, semuanya mengikuti penulisan rasm Basra. Sebagai salah satu gaya Kufic klasik, Kufi B.II memiliki kesamaan dengan B.I, tetapi dengan perbedaan pada bentuk huruf qāf dan yāʾ akhir yang membentuk lengkungan "u" pendek lebih melenceng ke kanan dibandingkan B.I. Huruf jīm dalam gaya ini sangat teratur dan melintasi garis dasar. Gaya ini menggunakan denticle atau tumpukan lām tunggal tanpa dekorasi berlebihan. Huruf nūn akhir memiliki ekor pendek. Tata letak manuskrip dalam gaya ini biasanya konsisten horizontal dengan banyak baris tulisan dalam setiap halaman.
Contoh manuskrip dengan gaya ini adalah Arabe 340 yang merupakan bagian dari Mushaf Amr 41 (codex amrensis 41) dengan penanggalan sekitar tahun 750-900 M, dengan kata lain, abad kedua atau ketiga Hijriyah.
https://corpuscoranicum.de/en/manuscripts/587/page/47v?sura=9&verse=118#manuscript_page
Kufi C
Gaya tulisan ini adalah salah satu gaya awal yang kemungkinan berasal dari era Umayyah. Contoh manuskrip dengan gaya ini sangat sedikit, tetapi menunjukkan keragaman bentuk (multiform). Huruf hāʾ berbentuk segitiga, sementara jīm akhir lurus, jīm hampir selalu ditulis bertumpuk (stacks). Huruf mīm berada di garis dasar, dan mīm akhir memiliki bentuk segitiga yang khas. Contoh manuskrip dengan gaya penulisan Kufi C, lebih spesifiknya C.Ia adalah Arabe 337 (b) yang merupakan bagian dari koleksi besar manuskrip al-qurʾān yang disimpan di museum nasional Prancis, Paris.
Berikut adalah gambar dari Arabe 337 (b). Sebuah manuskrip yang diperkirakan berasal dari tahun 700-850 Masehi atau sekitar abad kedua hingga abad ketiga Hijriyah.
https://corpuscoranicum.de/en/manuscripts/559/page/7r?sura=2&verse=282
Kufi D
Kufi D adalah gaya tulisan Kufic yang paling ikonik. Ciri khasnya meliputi huruf alif yang sangat panjang dan melengkung kembali ke kiri, serta jīm yang selalu bertumpuk. Huruf ʿayn awal dan jīm awal hampir identik dengan ekor kecil di bagian atas. Huruf nūn akhir memiliki tangkai panjang yang menjulur ke bawah. Ekor huruf qāf dan yāʾ akhir berbentuk seperti dāl kecil. Gaya ini sangat mencerminkan estetika artistik yang unik dalam khat Kufic. Contoh manuskrip dengan gaya ini adalah Arabe 350 (a) yang juga bagian dari koleksi perpustakaan nasional Prancis. Manuskrip ini diperkirakan berasal dari tahun 750-1000, atau sekitar abad ketiga hingga abad keempat Hijriyah.
https://corpuscoranicum.de/en/manuscripts/46/page/13v?sura=2&verse=267#manuscript_page
Hubungan Regionalitas dan Gaya Penulisan
Selain memiliki kaitan dengan kronologi, variasi gaya penulisan manuskrip mushaf lama juga memiliki kaitan dengan persebaran regional. Hal ini ditunjukan oleh studi penting yang dilakukan oleh Hythem Sidky dimana ia mencoba memetakan regionalitas manuskrip-manuskrip al-qurʾān tua. Menurut Sidky (2020), terdapat korelasi antara gaya tulisan dalam manuskrip-manuskrip awal Al-Qur'an dengan letak geografis mereka. Keterkaitan ini dilihat berdasarkan kekhasan rasm dan pembagian ayat yang memang berbeda di antara maṣāhif al-amṣār.
Manuskrip dengan gaya penulisan Hijazi cenderung berasal dari Syiria atau Madinah. Gaya Arabe 330g yang dekat ke model Hijazi juga terkait erat dengan Madinah. Kufi C juga memiliki corak Madinah, sementara Kufi B bercorak Basra. Kufi D dan gaya penulisan yang lebih berkembang yang sering pula disebut New Style cenderung bercorak Kufah.
Komentar
Posting Komentar