Kritik Teks al-Qurʾān (2): Ragam Qirāʾāt, Mushaf Sahabi, dan al-Qurʾān Edisi Kritis
Marijn van Putten (baca bagian sebelumnya di link ini) Tradisi Lisan yang ragam-bentuk (multiform) Meskipun tipe teks Utsmani sangat terkontrol dalam transmisi tertulisnya, hal ini tidak berarti bahwa tidak ada variasi yang hadir dalam transmisi tersebut. Seperti yang telah disebutkan, manuskrip Al-Quran awal ditulis dalam model tulisan yang sangat “cacat”, yang tidak sepenuhnya mencerminkan teks dengan jelas. Sejumlah pembaca ( qurrāʾ ) al-Qurʾān terkemuka, terutama pada abad ke-8 M, mulai menyampaikan tradisi bacaan mereka sendiri ( qirāʾah , jamak: qirāʾāt ). Pada abad kesepuluh, seorang ulama besar, Ibn Mujāhid (w. 936) mendeskripsikan tujuh tradisi qirāʾāt dari para pembaca ini, yang, setelah masa hidupnya, dianggap sebagai kanonik. [1] Ia memilih satu pembaca untuk setiap wilayah penting dunia Islam ketika itu, kecuali Kufah, dimana ia memilih tiga pembaca. Ibn Mujāhid mencatat bacaan-bacaan ini melalui sejumlah jalur transmisi perawi ( riwāyah , jamak: riwāyāt ), yang juga